Suatu malam di ladang luas antara
wilayah Kerajaan Krengas dan Kerajaan Drenglok yaitu Bukit Darah, terdengar perbincangan antara sebuah
pohon musa dan seekor ular tentang kerajaan mana yang akan memenangkan peperangan
esok hari. Kerajaan Krengas dipimpin oleh Raja Pulhan, raja yang terkenal akan
dermawannya se-Negri Selatan, ia mendapatkan kepercayaan para rakyatnya dari
sifat ketauladanannya yang baik dan budi pekerti yang mulia, kerajaan krengas
merupakan kerajaan yang penuh akan kebaikan. Sebaliknya, Kerajaan Drenglok
dipimpin oleh Raja Nurka, raja yang melakukan apapun untuk mendapatkan kekuasaan,
raja yang amat kuat dan ditakuti rakyatnya, Raja Nurka sangat kuat, ia mampu
menaklukan naga penjaga Kuil Utara dengan satu tebasan pedangnya. Raja Nurka
mendapatkan kepercayaan rakyatnya dari kekuatan yang ia punya. “Aku kenal
dengan seseorang yang paling bijak dimuka bumi ini, ia selalu berdoa untuk
Kerajaan Krengas, ia juga selalu meramal masa depan Kerajaan Krengas hingga
hari ini, bahkan kau dan aku tak perlu berdoa pun, kerajaan itu akan tetap
makmur” Ujar sang pohon musa kepada ular. “Pohon musa, saudaraku, kau lihat
betapa besarnya kerajaan Drenglok bersama rakyatnya yang kuat. Setiap hari,
anak-anak disana dipaksa untuk berlatih menggunakan gada yang ditempa dari batu
yang berada di goa kematian, siapapun tahu bahwa hanya dua dari sepuluh orang saja yang dapat
kembali dengan utuh dari goa kematian. Namun lihatlah, Kerajaan Drenglok menjadi
kerajaan terkuat di Negri Selatan, kerajaan dengan rakyat yang kuat, patuh dan
setia terhadap rajanya. Aku yakin Raja
Nurka akan memenangkan pertempuran esok dengan mudah”.
Lalu
seekor semut dan anjing yang lewat melihat keduanya dalam perdebatan itu. Sang anjing
bertanya, “Apa yang sedang mereka lakukan larut malam begini”. Semut menjawab, “Mereka
berteman lama, tapi sering sekali berdebat”. “Mengapa seperti itu?”. “Bangsa
pohon musa hidup berdekatan satu sama lain. Mereka bertunas, pohon musa muda
dirawat bersama-sama oleh musa-musa yang lebih tua disekitarnya, berbagi makanan
dan membentuk keluarga besar disatu tanah yang sama. Sedangkan bangsa ular,
mereka ditinggal orangtua mereka sejak kecil, mencari makan dan bertahan hidup sendiri”
Jelas sang semut. “Bagaimana denganmu wahai semut?” tanya sang anjing. “Bangsaku
adalah bangsa yang disiplin, kami dituntut untuk menilai sesuatu secara
objektif”.
Oleh
Mochammad Abdul Hafidh
Malang, 16 Februari 2019
0 komentar:
Posting Komentar