Cerita Pendek: Pohon Musa dan Seekor Ular

          Suatu malam di ladang luas antara wilayah Kerajaan Krengas dan Kerajaan Drenglok yaitu Bukit Darah, terdengar perbincangan antara sebuah pohon musa dan seekor ular tentang kerajaan mana yang akan memenangkan peperangan esok hari. Kerajaan Krengas dipimpin oleh Raja Pulhan, raja yang terkenal akan dermawannya se-Negri Selatan, ia mendapatkan kepercayaan para rakyatnya dari sifat ketauladanannya yang baik dan budi pekerti yang mulia, kerajaan krengas merupakan kerajaan yang penuh akan kebaikan. Sebaliknya, Kerajaan Drenglok dipimpin oleh Raja Nurka, raja yang melakukan apapun untuk mendapatkan kekuasaan, raja yang amat kuat dan ditakuti rakyatnya, Raja Nurka sangat kuat, ia mampu menaklukan naga penjaga Kuil Utara dengan satu tebasan pedangnya. Raja Nurka mendapatkan kepercayaan rakyatnya dari kekuatan yang ia punya. “Aku kenal dengan seseorang yang paling bijak dimuka bumi ini, ia selalu berdoa untuk Kerajaan Krengas, ia juga selalu meramal masa depan Kerajaan Krengas hingga hari ini, bahkan kau dan aku tak perlu berdoa pun, kerajaan itu akan tetap makmur” Ujar sang pohon musa kepada ular. “Pohon musa, saudaraku, kau lihat betapa besarnya kerajaan Drenglok bersama rakyatnya yang kuat. Setiap hari, anak-anak disana dipaksa untuk berlatih menggunakan gada yang ditempa dari batu yang berada di goa kematian, siapapun tahu bahwa hanya dua dari sepuluh orang saja yang dapat kembali dengan utuh dari goa kematian. Namun lihatlah, Kerajaan Drenglok menjadi kerajaan terkuat di Negri Selatan, kerajaan dengan rakyat yang kuat, patuh dan setia terhadap rajanya. Aku yakin Raja Nurka akan memenangkan pertempuran esok dengan mudah”. 
           Lalu seekor semut dan anjing yang lewat melihat keduanya dalam perdebatan itu. Sang anjing bertanya, “Apa yang sedang mereka lakukan larut malam begini”. Semut menjawab, “Mereka berteman lama, tapi sering sekali berdebat”. “Mengapa seperti itu?”. “Bangsa pohon musa hidup berdekatan satu sama lain. Mereka bertunas, pohon musa muda dirawat bersama-sama oleh musa-musa yang lebih tua disekitarnya, berbagi makanan dan membentuk keluarga besar disatu tanah yang sama. Sedangkan bangsa ular, mereka ditinggal orangtua mereka sejak kecil, mencari makan dan bertahan hidup sendiri” Jelas sang semut. “Bagaimana denganmu wahai semut?” tanya sang anjing. “Bangsaku adalah bangsa yang disiplin, kami dituntut untuk menilai sesuatu secara objektif”.



Oleh

Mochammad Abdul Hafidh
Malang, 16 Februari 2019


0 komentar:

Posting Komentar

My Instagram